Banjarmasin Serambi Madinah

Selasa pagi 11 Desember 2007 saya mendarat di Lapangan terbang Syamsul Noor Banjarmasin, dan telah ditunggu oleh utusan Bupati Hulu Sungai selatan, dan kami menuju Kandangan yang berjarak sekitar 110km dari kota Banjarmasin. Sebelumnya, pada hari sabtu 8 Desember 2007 saya telah pula kunjung ke Banjarmasin untuk undangan Bupati Tanah Laut, seorang Bupati yang sangat sopan dan rendah diri, Bupati ini juga mengirimkan setiap tahunnya sebanyak 6 santri ke Darul Mustafa Tarim Hadramaut agar memakmurkan kabupatennya kelak, semoga Allah memperbanyak pemimpin pemimpin yang mencintai Allah dan Rasul Nya dan memakmurkan Islam, saya kembali dari Tanah Laut malam itu untuk bermalam di Ma’had Yasin, Pimpinan Dr KH Ahmad Fahmi Zam zam Al Banjari yang kebetulan ma’had beliau ini hanya berjarak 4 km dari Bandara, tepatnya di Kota Baru, pagi ahad 9 desember 2007 saya kembali ke Jakarta, dan kembali ke Banjarmasin selasa 11 Desember 2007.

Saya tiba di Kandangan siang itu dan bertemu muka dengan Bupati Hulu Sungai selatan, Kapolres dan Dandim sertua ketua DPRD setempat sekaligus makan siang. Saya menghadiri tiga acara, yaitu di Barabai, kemudian di Majelis Guru Muda Ustaz Muhammad Ridwan, lalu acara terakhir yaitu rabu sore adalah di Majelis Ihya, pimpinan Tuan Guru Syamsuni, seorang Ulama besar yang memimpin majelisnya yang dihadiri puluhan ribu orang setiap Rabu sore. Kedatangan saya kali ini adalah untuk menghadiri Haul Syekih Muhammad Samman bin Abdulkarim Al Madani, seorang ulama tasawwuf di Madinah Almunawwarah yang wafat pada 2 dzulqaidah 1189 H dan dimakamkan di Baqi, Madinah Almunawarah berdampingan dengan Ahlul Badr.

Salah satu dari Murid Syeikh Samman adalah Syeikh Abdurrasyid Al Banjari yang kemudian berdakwah di Banjar, dan salah satu keturunannya adah Tuan Guru Zaini, Guru Muda KH Ridwan, dan banyak lagi ulama ulama di Banjarmasin yang dari keturunannya. Saya menggelai Kalimantan selatan ini sebagai serambi Madinah, dahsyat sekali majelis majelis mereka, hadirinnya puluhan ribu orang setiap minggunya, berdatangan dari wilayah wilayah yang jauh, mereka yang mengendarai motor, mobil bahkan ratusan perahu motor melewati sungai sungainya demi hadir di majelis taklim Tuan Guru Syamsuni diNegara, Guru Muda Ridwan Banjari dll, bershalawat dan qasidah yang menggetarkan jiwa, masyarakat disana lahir dalam tarbiyyah shalawat dan Mahabbah pada rasul saw, tumbuh dewasa pun demikian dan tua kemudian wafat dalam lingkungan shalawat pula.

Saya kembali dari Hulu sungai selatan malam kamis menuju Banjarmasin bersama seorang Da’I Muda yang masyhur di Kalsel yaitu Sayyid Ali Alkaff, beliau yang juga alumni darulmustafa Tarim, malam itu saya bermalam di kediaman Bpk Hj Ahmad di Banjarmasin, dan kembali ke Jakarta dengan pesawat pertama yaitu pk 06.25 wita.

Kutinggalkan Bumi Banjarmasin dengan doa Munajat kehadirat Allah, agar Kau Jadikan wahai Rabbiy Bumi Banjarmasin ini Ardhul Mahabbah, tanah bumi para pecinta Sayyidina Muhammad saw, makmurkan majelis majelisnya, sirami jiwa mereka agar semakin asyik dengan Sunnah sang Nabi saw, dan curahkan atas mereka keberkahan seluas luasnya, Rabbiy, telah kau jadikan bumi Banjarmasin bagaikan Zamrud Mahabbah di Nusantara ini, maka jadikanlah kemuliaan ini tertularkan pada wilayah wilayah lainnya di muka bumi, rabbiy Jagalah Kalimantan selatan dari kerusakan akidah, juga dari kelompok rafidhah, amiin.. amiin.. tumbuhkan generasi Rabbaaniy, Muhammadiy, dan Sunniy pada mereka, dan bagi seluruh wilayah muslimin di Barat dan Timur, amiin.. amiin.

One Response

  1. salam kenal

Leave a comment